Friday, December 23, 2011

Kisah Kakek dan Nenek dengan Semangkuk Sop Buntut



Sepasang suami istri berusia lanjut, suatu
kali mengunjungi kantor pusat untuk bernostalgia
tentang suka duka ketika mereka masih aktif
bekerja dahulu. Kesempatan bernostalgia ini
rupanya mereka manfaatkan untuk menikmati
sop buntut tersohor di kantin, dalam kantor
pusat tersebut. Kebetulan, ketika itu jam makan
siang sehingga banyak pegawai yang santap siang
di sana.

Suami istri ini lalu masuk antrean untuk memesan
sop buntut. Mereka memesan satu porsi sop
buntut beserta nasinya, dan dua gelas es teh manis
serta sebuah piring kosong dan mangkuk. Semua
melihat mereka heran. Sepasang suami istri
ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa
pegawai lain iba melihat betapa menderitanya nasib
pensiunan ini sehingga untuk makan siang di kantin
saja hanya memesan satu porsi. Sang suami lalu
membagi nasi menjadi dua bagian, demikian pula
sop buntutnya. Satu bagian untuk dirinya dan
bagian lain diserahkan kepada istrinya. Mulailah
mereka makan. Namun, yang makan adalah suami
dulu, sementara san istri dengan tersenyum
menunggu dan menatap kekasihnya makan.

Seorang pegawai tiba-tiba bangkit berdiri dan
berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba,
pegawai ini menawarkan kepada pasangan suami
istri ini satu porsi lagi sop buntut gratis, ia yang
mentraktir. Dia merasa tidak tahan melihat sepasang
suami istri ini, sementara ia sendiri hidup
berkecukupan. Namun, tawaran pegawai ini ditolak
secara halus sambil tersenyum oleh pasangan ini
dengan menggunakan bahasa isyarat.

Sang suami pun kembali melanjutkan santap
siangnya, sementara sang istri hanya menatap
sambil tersenyum hingga sop buntut bagiannya
menjadi dingin. Setelah beberapa lama, kembali si
pegawai yang berkecukupan gelisah melihat tingkah
pasangan ini. Sang istri ternyata tidak makan, hanya
menunggu sang suami makan. Betapa cintanya sang
istri kepada suami hingga rela berkorban menunggu
sang suami selesai makan.

Kembali, pegawai tadi dengan rasa penasaran
mendatangi sang ibu dan bertanya, "Ibu, saya
melihat Ibu hanya menunggu bapak makan
sementara Ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu,
apakah yang Ibu tunggu?" Dengan tersenyum sang
ibu menjawab, "Yang saya tunggu adalah gigi,
sementara ini masih dipakai bapak."


source: Setengah Isi Setengah Kosong by Parlindungan Marpaung

0 comments:

Post a Comment